aku berangan-angan untuk menggapai cita-citaku tapi? apa bisa?
haha .. tapi..aku gak boleh patah semangat haha
jangan pantang menyerah :)
"Harta terbaik adalah kejujuranSenjata terkuat adalah kesabaran"
BRUNO MARS
SHE CLOSED HER EYES
COLDPLAY
20 Maret 2011
11 Maret 2011
Pesantren Rock n Roll
WAHYU Subuh adalah pemuda yang berasal dari keluarga berada di Jakarta. Ayah Wahyu, Ibrahim Sani, seorang
direktur di perusahaan negara yang sangat sibuk. Sementara ibu Wahyu yang bernama Rosminah, berprofesi sebagai ibu rumah tangga yang hidup dalam kesibukan sebagai seorang istri pejabat. Praktis, Ibrahim dan Rosminah tidak mempunyai waktu yang cukup untuk mengurus Wahyu Subuh dan adiknya, Jimy Ibrahim.
Nama Wahyu Subuh diberikan oleh Ibrahim lantaran lahir waktu subuh dan dianggap sebagai pemberian Tuhan yang terbesar. Wahyu Subuh telah menyandang gelar sarjana. Namun karena terbiasa hidup dalam kemewahan, pemuda itu tumbuh menjadi anak liar, manja, dan susah diatur. Wahyu hidup dalam kebebasan dan memiliki aktifitas menyanyi, dengan grup band yang tidak jelas.
Suatu ketika, Ibrahim Sani sangat marah karena Wahyu Subuh menolak bekerja di tempat yang sudah ditunjuknya. Karena itulah Ibrahim menyuruh Wahyu masuk ke sebuah pesantren di Yogyakarta. Keputusan Ibrahim tidak bisa ditolak meskipun Rosminah melawan karena Wahyu adalah anak kesayangannya. Maklum, kepergian Wahyu akan membuat Rosminah kesepian. Sementara Jimy sibuk dengan kuliah di kedokteran.
Ibrahim Sani dan Rosminah mengantar sendiri Wahyu Subuh ke pesantren Kyai Abdullah di pelosok Yogyakarta. Ternyata Ibrahim pada masa mudanya pernah mondok di pesantren ini juga sehingga sudah mengenal pemilik pesantren. Kyai Abdullah mempunyai sepasang anak. Pertama adalah anak lelaki yang sedang belajar di Mesir. Anak kedua seorang perempuan cantik bernama Tsania Qotrunnada alias Nada.
Pesantren itu secara administrasi dijalankan oleh Najib, seorang bujangan yang memiliki postur tinggi dan ganteng. Najib adalah idaman para santriwati. Namun Najib rupanya memendam perasaan suka kepada Nada. Sayang, Najib belum berani mengungkapkan isi hatinya karena sungkan kepada Kyai Abdullah.
Bagi Wahyu Subuh, menjalani masa pertama di pesantren seperti layaknya berada dalam penjara dan di negeri antah berantah. Dia tidak betah dan ingin pulang terus. Di pesantren, Wahyu mempunyai teman akrab bernama Bejo, pembantu di rumah Kyai abdullah. Kekocakan Bejo membuat Wahyu mulai sediki terhibur. Tapi yang membuatnya makin terhibur adalah saat berkenalan dengan Nada.
Wahyu mulai betah dan bertingkah aneh. Pemuda itu kelimpungan lantaran selain cantik, Nada bersikap cuek dan malu-malu kucing. Wahyu benar-benar jatuh cinta dan didera rasa penasaran yang amat sangat. Dari Bejo, Wahyu mendapat informasi kalau Najib pun menyukai Nada. Meskipun demikian, Wahyu tidak peduli. Kegiatan Wahyu yang seharusnya mengikuti pengajian dan salat lima waktu sering diabaikan karena sibuk mencari cara agar dapat bertemu Nada. Padahal, bertemu cewek di pesantren adalah sesuatu yang sulit luar biasa, karena selain asrama terpisah jauh, terdapat peraturan bahwa santri tidak boleh bertemu santriwati kalau tidak dalam forum belajar dan pengajian umum.
Kondisi itu membuat Wahyu mulai mempunyai pemikiran gila. Dia berniat menyamar dengan memakai jilbab agar bisa masuk asrama santriwati untuk sekadar bertemu Nada. Dibantu Bejo, Wahyu pun berhasil masuk ke asrama santriwati. Apes, belum apa-apa Wahyu sudah ketahuan hingga akhirnya disidang oleh Najib dan pengurus pesantren lainnya. Keputusan terakhir ada di tangan Kyai Abdullah yang saat itu sedang pergi. Mau tidak mau, mereka pun harus menunggu.
Seakan tidak pernah kapok, Wahyu Subuh masih nekat ingin bertemu Nada. Dia betah di pesantren karena faktor keberadaan Nada. Wahyu pun mengancam kalau Nada tidak mau bertemu, dia akan pergi. Bejo lantas menyampaikan ancaman tersebut kepada Nada. Tidak membuang waktu, Nada buru-buru mengiyakan dan mencari cara agar dapat bertemu Wahyu. Rupanya, Nada penasaran dan ingin mengobrol dengan Wahyu. Namun hal itu bukan lantaran Nada suka kepada Wahyu.
Lantaran anak Kyai, Nada pun bisa memanggil Wahyu ke rumahnya untuk mengobrol. Pada saat bersamaan, Kyai Abdullah pulang. Siapa sangka, reaksi Kyai Abdullah di luar dugaan. Wahyu boleh bertemu Nada sesuka hatinya. Ternyata, Kyai Abdullah mempunyai permintaan, Wahyu harus melatih grup sholawatan pesantren agar maju, karena latar belakang Wahyu adalah penyanyi. Apa boleh buat, Wahyu pun menerima tawaran tersebut.
Wahyu lantas mencari akal supaya bisa dengan mudah bertemu Nada. Pemuda itu mengatakan bahwa peralatan musik sholawatan harus diganti dengan yang baru. Mengenai biaya, Wahyu akan minta kepada ayahnya. Rupanya tidak hanya mengirim uang, Ibrahim pun mengirim mobil minibus untuk keperluan di pesantren itu. Mobil itu pun dipakai Wahyu pergi ke kota untuk membeli peralatan musik, dan dia berhasil mengajak Nada. Bejo ikut bersama mereka sebagai pengawas. Najib yang melihat hal itu keruan saja dibakar cemburu. Dengan mengendarai motor, Najib menyusul karena dia tidak mau Wahyu dengan mudah mendapatkan Nada.
Dengan berbagai alasan, Wahyu memperlama kunjungan mereka ke kota. Bahkan, pemuda itu mencari alasan supaya bisa menginap. Nada lalu mengajak mereka menginap di rumah Aminah, tante Nada yang juga adik Kyai Abdullah. Ternyata Aminah jauh lebih kolot dari Kyai Abdullah. Belum apa-apa Aminah sudah melarang Nada dekat dengan Wahyu yang dinilainya tidak mempunyai tata krama dan urakan.
Tante Aminah justru setuju kalau Nada berjodoh dengan Najib, karena dia mengenal orang tua Najib yang merupakan salah satu orang terpandang di Yogyakarta, serta masih keturunan darah biru. Ucapan Aminah itu membuat Nada semakin tertekan, terlebih Najib juga menyusul ke rumah Aminah. Karena itulah Nada buru-buru meminta Wahyu segera kembali ke pesantren.
Tidak sampai di situ, Tante Aminah ternyata meneruskan ketidaksukaanya kepada Kyai Abdullah, serta menjadikan masalah tersebut panjang. Kini, Najib sudah mempunyai orang yang membelanya untuk berjodoh dengan Nada. Sedangkan Wahyu sendirian lantaran sikap Kyai Abdullah tidak bisa ditebak.
Ketika konflik tengah berlangsung, datanglah seorang cewek bernama Melani ke pesantren. Melani adalah mantan kekasih Wahyu. Rupanya, Rosminah diam-diam menyuruh Melani untuk menyusul Wahyu, dan mengajak pemuda itu menikah di Jakarta.
Bagaimana kisah selanjutnya? Kepada siapa cinta Nada akan berlabuh? Apa pula yang akan dilakukan Wahyu Subuh untuk memenangkan cinta Nada, sementara Wahyu pun direpotkan oleh ulah Melani yang membuatnya semakin buruk di mata Nada?
direktur di perusahaan negara yang sangat sibuk. Sementara ibu Wahyu yang bernama Rosminah, berprofesi sebagai ibu rumah tangga yang hidup dalam kesibukan sebagai seorang istri pejabat. Praktis, Ibrahim dan Rosminah tidak mempunyai waktu yang cukup untuk mengurus Wahyu Subuh dan adiknya, Jimy Ibrahim.
Nama Wahyu Subuh diberikan oleh Ibrahim lantaran lahir waktu subuh dan dianggap sebagai pemberian Tuhan yang terbesar. Wahyu Subuh telah menyandang gelar sarjana. Namun karena terbiasa hidup dalam kemewahan, pemuda itu tumbuh menjadi anak liar, manja, dan susah diatur. Wahyu hidup dalam kebebasan dan memiliki aktifitas menyanyi, dengan grup band yang tidak jelas.
Suatu ketika, Ibrahim Sani sangat marah karena Wahyu Subuh menolak bekerja di tempat yang sudah ditunjuknya. Karena itulah Ibrahim menyuruh Wahyu masuk ke sebuah pesantren di Yogyakarta. Keputusan Ibrahim tidak bisa ditolak meskipun Rosminah melawan karena Wahyu adalah anak kesayangannya. Maklum, kepergian Wahyu akan membuat Rosminah kesepian. Sementara Jimy sibuk dengan kuliah di kedokteran.
Ibrahim Sani dan Rosminah mengantar sendiri Wahyu Subuh ke pesantren Kyai Abdullah di pelosok Yogyakarta. Ternyata Ibrahim pada masa mudanya pernah mondok di pesantren ini juga sehingga sudah mengenal pemilik pesantren. Kyai Abdullah mempunyai sepasang anak. Pertama adalah anak lelaki yang sedang belajar di Mesir. Anak kedua seorang perempuan cantik bernama Tsania Qotrunnada alias Nada.
Pesantren itu secara administrasi dijalankan oleh Najib, seorang bujangan yang memiliki postur tinggi dan ganteng. Najib adalah idaman para santriwati. Namun Najib rupanya memendam perasaan suka kepada Nada. Sayang, Najib belum berani mengungkapkan isi hatinya karena sungkan kepada Kyai Abdullah.
Bagi Wahyu Subuh, menjalani masa pertama di pesantren seperti layaknya berada dalam penjara dan di negeri antah berantah. Dia tidak betah dan ingin pulang terus. Di pesantren, Wahyu mempunyai teman akrab bernama Bejo, pembantu di rumah Kyai abdullah. Kekocakan Bejo membuat Wahyu mulai sediki terhibur. Tapi yang membuatnya makin terhibur adalah saat berkenalan dengan Nada.
Wahyu mulai betah dan bertingkah aneh. Pemuda itu kelimpungan lantaran selain cantik, Nada bersikap cuek dan malu-malu kucing. Wahyu benar-benar jatuh cinta dan didera rasa penasaran yang amat sangat. Dari Bejo, Wahyu mendapat informasi kalau Najib pun menyukai Nada. Meskipun demikian, Wahyu tidak peduli. Kegiatan Wahyu yang seharusnya mengikuti pengajian dan salat lima waktu sering diabaikan karena sibuk mencari cara agar dapat bertemu Nada. Padahal, bertemu cewek di pesantren adalah sesuatu yang sulit luar biasa, karena selain asrama terpisah jauh, terdapat peraturan bahwa santri tidak boleh bertemu santriwati kalau tidak dalam forum belajar dan pengajian umum.
Kondisi itu membuat Wahyu mulai mempunyai pemikiran gila. Dia berniat menyamar dengan memakai jilbab agar bisa masuk asrama santriwati untuk sekadar bertemu Nada. Dibantu Bejo, Wahyu pun berhasil masuk ke asrama santriwati. Apes, belum apa-apa Wahyu sudah ketahuan hingga akhirnya disidang oleh Najib dan pengurus pesantren lainnya. Keputusan terakhir ada di tangan Kyai Abdullah yang saat itu sedang pergi. Mau tidak mau, mereka pun harus menunggu.
Seakan tidak pernah kapok, Wahyu Subuh masih nekat ingin bertemu Nada. Dia betah di pesantren karena faktor keberadaan Nada. Wahyu pun mengancam kalau Nada tidak mau bertemu, dia akan pergi. Bejo lantas menyampaikan ancaman tersebut kepada Nada. Tidak membuang waktu, Nada buru-buru mengiyakan dan mencari cara agar dapat bertemu Wahyu. Rupanya, Nada penasaran dan ingin mengobrol dengan Wahyu. Namun hal itu bukan lantaran Nada suka kepada Wahyu.
Lantaran anak Kyai, Nada pun bisa memanggil Wahyu ke rumahnya untuk mengobrol. Pada saat bersamaan, Kyai Abdullah pulang. Siapa sangka, reaksi Kyai Abdullah di luar dugaan. Wahyu boleh bertemu Nada sesuka hatinya. Ternyata, Kyai Abdullah mempunyai permintaan, Wahyu harus melatih grup sholawatan pesantren agar maju, karena latar belakang Wahyu adalah penyanyi. Apa boleh buat, Wahyu pun menerima tawaran tersebut.
Wahyu lantas mencari akal supaya bisa dengan mudah bertemu Nada. Pemuda itu mengatakan bahwa peralatan musik sholawatan harus diganti dengan yang baru. Mengenai biaya, Wahyu akan minta kepada ayahnya. Rupanya tidak hanya mengirim uang, Ibrahim pun mengirim mobil minibus untuk keperluan di pesantren itu. Mobil itu pun dipakai Wahyu pergi ke kota untuk membeli peralatan musik, dan dia berhasil mengajak Nada. Bejo ikut bersama mereka sebagai pengawas. Najib yang melihat hal itu keruan saja dibakar cemburu. Dengan mengendarai motor, Najib menyusul karena dia tidak mau Wahyu dengan mudah mendapatkan Nada.
Dengan berbagai alasan, Wahyu memperlama kunjungan mereka ke kota. Bahkan, pemuda itu mencari alasan supaya bisa menginap. Nada lalu mengajak mereka menginap di rumah Aminah, tante Nada yang juga adik Kyai Abdullah. Ternyata Aminah jauh lebih kolot dari Kyai Abdullah. Belum apa-apa Aminah sudah melarang Nada dekat dengan Wahyu yang dinilainya tidak mempunyai tata krama dan urakan.
Tante Aminah justru setuju kalau Nada berjodoh dengan Najib, karena dia mengenal orang tua Najib yang merupakan salah satu orang terpandang di Yogyakarta, serta masih keturunan darah biru. Ucapan Aminah itu membuat Nada semakin tertekan, terlebih Najib juga menyusul ke rumah Aminah. Karena itulah Nada buru-buru meminta Wahyu segera kembali ke pesantren.
Tidak sampai di situ, Tante Aminah ternyata meneruskan ketidaksukaanya kepada Kyai Abdullah, serta menjadikan masalah tersebut panjang. Kini, Najib sudah mempunyai orang yang membelanya untuk berjodoh dengan Nada. Sedangkan Wahyu sendirian lantaran sikap Kyai Abdullah tidak bisa ditebak.
Ketika konflik tengah berlangsung, datanglah seorang cewek bernama Melani ke pesantren. Melani adalah mantan kekasih Wahyu. Rupanya, Rosminah diam-diam menyuruh Melani untuk menyusul Wahyu, dan mengajak pemuda itu menikah di Jakarta.
Bagaimana kisah selanjutnya? Kepada siapa cinta Nada akan berlabuh? Apa pula yang akan dilakukan Wahyu Subuh untuk memenangkan cinta Nada, sementara Wahyu pun direpotkan oleh ulah Melani yang membuatnya semakin buruk di mata Nada?
Langganan:
Postingan (Atom)